Mother and Son

Kamis, 06 Oktober 2011

READ MORE - Mother and Son

Mother Fuckted By Son In Front Of Father

READ MORE - Mother Fuckted By Son In Front Of Father

Japan Mom - Son

Senin, 03 Oktober 2011

READ MORE - Japan Mom - Son

Komik Dewasa 2

Sabtu, 01 Oktober 2011











READ MORE - Komik Dewasa 2

Indahnya Rambut Tante Sri

Indah rambutmu mengurai kata cinta
Tiada indah dunia tanpa kehadiranmu..
Itulah sebait potongan lagu yang dinyanyikan kelompok musik Kahitna yang berasal dari Bandung. Lagu ini memiliki kenangan tersendiri dengan kisahku berikut ini. Ini merupakan kisah nyata, yang kualami ketika aku masih kuliah dulu. Namaku Roy, saat ini aku sudah bekerja di salah satu kantor instansi pemerintah ternama di Ibukota.

*****

Cerita ini berawal ketika aku masih kuliah di kota Semarang. Sebut saja namaku Roy, aku anak bungsu dari lima bersaudara. Selama aku kuliah aku tinggal dirumah Tante Sri yang merupakan teman baik mamiku.

Tanteku namanya Sri Wahyuni, aku disuruhnya memanggilnya Tante tapi aku kadang memanggilnya Tante Sri, karena aku sudah dianggap anaknya sendiri olehnya. Tanteku seorang janda tanpa anak, suaminya meninggal karena sakit, dan segala kebutuhanku baik itu biaya kuliah maupun uang saku telah dipenuhi semua olehnya. Tanteku memang tidak terlalu tua umurnya kurang lebih 39 tahun, tanteku ini masih saja kelihatan seksi. Tubuhnya sangat terawat, karena rajin secara teratur mengikuti senam body language. Biarpun sudah kepala tiga tubuh tanteku tetap terawat. Pantatnya yang besar dan pinggulnya yang besar pula tapi pahanya yang putih mulus singset tanpa tumpukan lemak. Payudaranya yang besar, aku masih belum jelas berapa kira-kira ukurannya, tapi yang pasti masih kenyal dan tidak kendor. Satu hal lagi adalah rambutnya yang hitam, lebat, dan panjang sampai ke pantat.

Kejadian ini berawal dari kesenanganku melakukan onani. Pada siang itu keadaan rumah pas lagi kosong, sedangkan Tante Sri telah keluar ke supermarket sebentar.

"Lho Roy, kamu lagi ngapain kok tanganya dimasukin dalam celana kayak gitu sih? " terdengar suara Tante Sri yang tepat berada di depan pintu kamarku.
"Cuma gatal." jawabku sekenanya
"Kamu ini pagi-pagi sudah begitu, ayo mandi sana dulu biar segar."
Celetuk Tante Sri sambil membereskan tempat tidurku.
"Emang kalau sudah mandi, boleh diterusin Tante..? jawabku sambil memperhatikan wajah Tante Sri.
"Ich.. maunya ya.? jawab Tante Sri sambil mencubit pahaku, kemudian dia keluar dari kamarku sambil tersenyum manja padaku.

Aku sempat berpikir bagaimana ya agar aku dapat menikmati tubuh Tante Sri yang seksi, khususnya rambutnya itu ingin sekali aku memciuminya dan membelainya. Belum selesai lamunanku, Tante Sri telah masuk kekamarku, dengan memakai baju daster tipis tanpa lengan, sehingga payudaranya kelihatan menyembul keluar, dan lekuk-lekuk tubuhnya yang kelihatan sempurna.

"Gimana Roy?, Tante Sri cantik endak kalau pakai baju ini, kamu suka enggak Roy?" tanya Tante Sri sambil memamerkan daster tipis tersebut kepadaku.
"Bagus Tante.., Tante kelihatan sexy deh, apalagi kalau dipakai tiap hari." jawabku sambil menutupi kemaluanku dengan bantal agar tidak terlihat dengan Tante Sri, yang sejak tadi pagi sudah gaceng.
"Sungguh kamu mau Tante pakai baju kayak seperti ini setiap hari, Roy?" jawab Tante Sri sambil memandangku, kemudian Tante Sri duduk diranjang tepat di depanku.

Kemudian Tante Sri membuka ikatan rambutnya yang hitam lebat dan wangi tergerai, membuatku berdesir terkena sibakan rambutnya. Kemudian tanganku menyentuh dan membelai rambutnya yang tebal dan halus tersebut, Tante Sri tidak berkata apa-apa, hanya memandangku sambil tersenyum dan membelai keningku, hanya kadang digerak-gerakkan kepalanya, sehingga aku semakin leluasa mempermainkan rambutnya.

Sambil terus membelai memainkan rambutnya, imajinasi seksku semakin menjadi-jadi, sampai tiba-tiba lamunanku terhentak oleh suara Tante Sri,
"Kenapa Roy, senang ya sama rambutnya Tante..?'
Jantungku berdetak kencang,
"Eh.. iya, rambut Tante bagus panjang harum lagi" jawabku sekenanya.
"Ah kamu bisa aja, Tante tahu kamu sering perhatiin Tante kalau lagi yisir ya kan?"
"Tante kok tahu sih ma?" jawabku sambil bangun dan duduk dekat Tante Sri.
"Iya tahu sih..!" jawab Tante Sri sambil membetulkan dasternya.

Tanpa menjawab, aku langsung memeluk Tante Sri dengan lembut, dia mengusap-usap pungungku, dan menciumi leherku dan pipiku. Tubuhku tambah merapat ke tubuh Tante Sri, sementara tanganku membelai-belai rambutnya. Tegangan semakin tinggi, dan dengan sengaja tubuhku kurapatkan ketubuhnya, sekarang posisinya Tante Sri sedang memangku diriku, kurasakan dadaku bersentuhan langsung dengan kedua payudaranya sekaligus sambil kuciumi lehernya.

Tante Sri yang sudah mulai terangsang, dan tanpa berkata apa-apa langsung merebahkan diriku, tangannya sudah mulai bereaksi melorotkan celana pendekku dan celana dalamku sambil menyambar penisku yang sudah tegang, kemudian langsung dikocok-kocok dengan lembut, tidak mau kalah dengan tanteku. Tanganku semakin leluasa meremas-remas rambut dan payudara sekaligus kuciumi rambutnya yang semakin menambah nafsu birahiku.

Penisku yang sedari tadi dikocok-kocok dengan lembut, kemudian dia menungging menjilati penisku. "Auh..uh..!" rintihku menahan kenikmatan yang telah diberikan Tante Sri kepadaku.
Penisku dikenyot-kenyot sampai berwarna merah menahan kenikmatan,
"Ah.. auh.. Tante.., aku sudah nggak tahan Tante..!"
Tante Sri bahkan tidak menjawab, malah semakin keras menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tapa bisa kubendung lagi, keluarlah cairan putih kental ke mulutnya, sambil tergolek lemas tanganku masih tetap menjambak rambutnya yang sudah tergerai tidak beraturan. Tante telan semua cairan spremaku.

Tante Sri memelukku, menciumiku, dia tersenyum melihat tingkahku yang salah tingkah.
"Tidak usah takut ya sayang.., gimana rasanya?"
"Enak Tante, tapi Roy takut Tante!" jawabku dengan perasaan belum tenang.
"Sudahlah.., tidak apa apa sayang, Tante tidak mungkin hamil oleh kamu sayang? Tante mandul sayang, sudah kamu tenangkan dulu pikiranmu, nanti Tante ajari yang lebih enak."

Kemudian dia menciumku dengan lembut, membuka dasternya sehingga terlihatlah payudaranya yang besar (Tante bilang ukurannya 36B), puting susunya kecil tapi menonjol seperti buah kelereng yang berwarna coklat kemerah-merahan.
"Roy sayang sini pegang payudaranya Tante gih.!"
"Iya Tante?" jawabku kemudian langsung aku pegang membelakangi, jadi Tante dapat bersandar ditubuhku, sedangkan aku dengan leluasa menciumi rambutnya dan kedua tanganku meremas-remas payudaranya, penisku kedekatkan ke pungung Tanteku. Rupanya Tante tahu yang kumaksud, Tante gusel-guselkan rambutnya persis dikepala penisku rambutnya yang lebat dan harum berserakan menutupi penisku. Kemudian aku putar tubuh Tante, kuciumi bibirnya lama sekali hampir lima menit kulakukan, kemudian kuciumi payudaranya kiri dan kanan dan kuremas-remas terus bergantian.

"Aghh.., aghh.., aghh.."
Suara itu keluar dari mulut tanteku di iringi dengan suara dari mulutku yang terus menghisap kedua payudaranya (Tante tidak memperbolehkan aku menghisap vaginanya, dikarenakan Tante mengangap kotor dan jijik aku sih oke-oke aja sih).

Begitu seterusnya hingga, "Udahh, aghh, aghh.. masukin aja punya kamu sayang".
Aku rebahkan tanteku kemudian kusibakan rambutnya kedepan sehingga payudaranya tertutup rambutnya, kuelus-elus vaginanya Tante yang sudah basah dan merah, penisku dipegangnya dibimbingnya masuk kelubang tersebut.

"Sleb.. sleb..!"
Sambil kupompa, kuputar-putar di dalam mengikuti gerakan pantat Tante, sambil terus memompa bibirku dan bibir tanteku bertahutan terus seperti sepasang kekasih yang tidak mau lepas sedangkan tanganku meremas-remas payudaranya yang masih tertutup rambutnya.

"Aduh.. Roy, terus.. Roy" sambil tangan Tante meremas pantatku.
Penisku semakin mengeras, sementara vagina Tante terasa berdenyut. Mungkin sudah sekitar lima belas menit kami berpautan.
"Oh.. Roy.. oh.. sayang.., aduh enak Roy..Tante nggak tahan say.." rintih Tante.
Akupun semakin bernafsu memompa penisku ke vagina Tante. sampai kedua tubuh kami mengejang dan memyemburlah cairan spermaku yang kedua kalinya di vagina tanteku, kami berdua telah menikmati puncak orgasme sampai benar-benar habis, dan baru kucabut penisku setelah kami kelelahan.
Kemudian Tante bangun menjilat-jilat penisku dan membersihkan sisa spermaku. Setelah itu kami berdua menuju ke ruang tengah, aku duduk membelakangi Tante Sri dalam keadaan telanjang bulat.

"Bagaimana Roy, puas enggak sama Tante..?" tanya Tante Sri sambil menarik tanganku kemudian meletakkannya di payudaranya.
"Enak Tante, punya Tante enak Tante, makasih ya Tante" sahutku
"Tante senang, bahagia kalau sayang puas. Tante sebenarnya sudah lama pingin sama Roy, tapi Tante takut.., iya kalau mau, kalau enggak tante kan yang malu sayang."
"Cium Tante sayang".
"Emh.. uah.. emh.. uah, rambut Tante cium juga dong sayang emh.. uah" sahut Tante sambil tersenyum manis padaku.
"Tante, Roy sayang sama Tante.. emh.. uah"
"Iya, Tante juga sayang kok ama Roy, tapi Roy? Tante masih pingin, Roy mau engak..?" tanya Tanteku manja sambil memegang penisku
"Jelas mau dong tante, Roy kan sayang banget sama Tante, tapi Tante janji ya sama Roy".
"Janji apa sayang"
"Rambut Tante yang panjang ini, jangan dipotong ya.. Tante, ya.. Roy suka Tante" jawabku.

Kulihat Tante menyibakkan rambutnya kedepan tergerai memenuhi dadaku, harum wanginya .
dengan tersenyum Tante menjawab
"Iya ini buat anak Tante yang tersayang kok, Tante janji tidak akan Tante potong justru nanti mau Tante panjangin buat Roy, tapi nanti Roy yang nyisirin rambut Tante tiap hari ya sayang" "Terus anak Tante minta apa lagi ya.. ama Tante" sambil mencium bibirku.
"Roy mau Tante pakai baju yang sexy, soalnya Roy seneng liat payudaranya Tante yang besar itu sama lihat vaginanya Tante yang banyak bulunya itu.. lho tante?" kataku sambil memegang payudaranya dan vaginanya Tante.
"Uuhh.. nakal ya sama Tante, iya Tante nanti tiap hari pakai baju yang sexy, kalau tidak Tante biar tidak pakai baju aja biar anak Tante seneng bisa liat punya tantenya, Roy sayang juga boleh kok.., menyetubuhi Tante tiap hari, pokoknya..? kapanpun Roy mau..? dimanapun..? Tante siap gelayani Roy..ya sayang.., sudah Roy tidak ada permintaanS lagi sayang..?"
"Enggak Tante, Tante makasih ya Tante, Roy sayang sama Tante" sahutku sambil memandang tanteku.

Setelah beristirahat, kami melanjutkan persetubuhan kami sampai jam 3 pagi. Setelah itu kami tertidur dalam keadaan telanjang bulat, keesokan harinya kami lakukan lagi persetubuhan tersebut dan tidak terhitung berapa kali kami bersetubuh.

*****

Itu adalah pengalamanku yang paling berkesan dalam hidupku. Bagi pembaca wanita yang ingin berkenalan silakan kirim email. Saya akan balas setiap email yang masuk asal bukan yang iseng ya. Terima kasih kepada sumbercerita.com yan sudah memuat pengalaman saya.

E N D
READ MORE - Indahnya Rambut Tante Sri

Ibuku Yang Tercinta

Namaku Ronald. Aku berusia 19 tahun. Saat ini aku bersekolah di sebuah sekolah swasta yang sangat terkenal di kota Surabaya ini. Saat ini aku tinggal bersama dengan ibuku. Kedua orang tuaku bercerai saat aku masih kecil. Sejak saat itu, aku tinggal berdua dengan ibuku. Ibuku adalah seorang yang memiliki jabatan strategis di sebuah perusahaan importir, dengan demikian kami tidak pernah kesulitan secara finansial. Ibuku sering kali ditugaskan keluar kota, oleh sebab itu aku sering pula ditinggal sendiri di rumah. Kami sudah lama tidak menggunakan jasa pembantu karena aku telah dianggap cukup dewasa untuk mandiri.

Ibuku adalah seorang yang sangat cantik. Saat ini dia berusia 41 tahun. Walaupun demikian, dia terlihat masih lebih muda daripada umur sebenarnya. Badannya langsing dan berbodi indah. Rambutnya yang sebahu terkadang membuat diriku sendiri terpesona. Kulitnya berwarna terang dan bersih dari noda kulit. Tinggi badannya antara 160 – 165 cm, sedangkan berat badannya tidak lebih dari 45 kg. Ibuku memakai bra berukuran 34 B. Kemaluannya dihiasi oleh bulu-bulu yang membuat aku selalu terangsang saat aku mengintipnya baik saat mandi maupun saat ganti baju di kamar. Aku sangat mencintai ibuku. Setiap hari aku membayangkan bagaimana rasanya jika aku melakukan hubungan sex dengan ibuku.

Aku memiliki kunci cadangan untuk seluruh penjuru rumah, oleh sebab itu aku selalu dapat dengan leluasa masuk ke dalam kamar tidur ibuku. Aku memasang kamera CCTV yang dihubungkan ke komputerku dalam kamar mandi dan kamar tidurnya. Bila ibuku mandi atau berganti baju, maka aku akan menontonnya dari komputer kamarku. Tubuh telanjang ibuku selalu menggodaku untuk melakukan masturbasi saat aku menontonnya.

Bila ibuku sedang tidak ada di rumah atau sedang dinas ke luar kota, maka aku suka membuka lemari pakaiannya. Saat itu aku akan memilih-milih pakaian dalam milik ibuku seperti bra, celana dalam atau gaun tidurnya. Aku sangat suka mencium-cium dan memakainya. Saat itu aku merasakan seolah-olah aku sedang melakukan hubungan sex dengan ibuku.

Dari semua pakaian dalam itu, bikini pantai yang berwarna orange adalah favoritku. Bikini itu sudah lama menjadi miliknya. Saat pertama kali aku melihat ibuku memakainya sewaktu aku masih kecil, aku sangat terpesona. Bikini itu terdiri atas bra dan celana dalam. Bra bikini itu dipakai dengan cara mengikatkan tali bra tersebut di belakang leher dan punggung, sedangkan celana dalam bikini itu dipakai dengan cara mengikat tali celana dalam tersebut di pinggul kiri dan kanan.

Aku sering kali memakai bikini itu saat ibuku tidak ada di rumah. Waktunya bisa sampai berhari-hari. Aku memakainya untuk setiap kegiatanku di rumah seperti makan, nonton TV, belajar, saat santai, baca buku, main game, masturbasi bahkan untuk tidur sampai keesokan harinya. Kalau aku keluar rumah, aku tidak segan-segan memakainya di balik baju dan celana luarku. Aku sering memakai bikini tersebut sebagai pakaian dalam kemana saja baik itu ke mall atau plaza, rumah teman maupun ke sekolah. Ya, aku memakainya di balik seragam sekolahku. Bahan kain bajuku yang cukup tebal dapat menyembunyikan berkas tali braku yang kupakai di balik seragam sekolahku. Aku selalu menganggap pakaian dalam ibuku yang kupakai sebagai bagian dari tubuhnya yang menempel padaku.

Lama kelamaan, keinginanku untuk berhubungan sex dengan ibuku semakin menjadi-jadi. Aku mulai menyusun siasat untuk mewujudkannya. Setelah mendapatkan cara, maka aku menunggu hari untuk mewujudkannya. Setelah ditunggu-tunggu, kesempatan itu datang.

Waktu itu, hari minggu sore. Setelah menonton adegan ibuku mandi dan memakai baju santainya, aku mengeluarkan obat tidur dengan reaksi yang cepat dan kuselipkan di kantong celana pendekku. Tak lama kemudian, terdengar ibuku memanggilku untuk makan bersama. Saat selesai makan, aku menawarkan diriku untuk membawakan ibuku segelas air minum. Ibuku mengiayakan permintaanku ini, maka aku mengambil segelas air di dapur. Diam-diam air itu aku campur dengan bubuk obat tidur tadi. Setelah tercampur, aku membawakannya kepada ibuku dan dia langsung meminumnya sampai habis. Setelah itu, kami duduk-duduk di ruang keluarga sambil nonton televisi dan ngobrol.

Kurang lebih sepuluh menit, ibuku mengatakan kalau dia merasa sangat capek dan mengantuk. Aku sangat gembira mendengarnya, namun aku menyembunyikannya dengan baik. Ibuku kemudian masuk kamar dan tidur. Lima menit kemudian, aku menyusulnya masuk ke kamar. Aku melihat ibuku terbaring pulas. Mula-mula aku mencoba membangunkannya dengan menggoyangnya, bahkan memanggilnya, tetapi sepertinya obat tidur itu bekerja dengan baik.

Aku kemudian membuka lemari pakaian ibuku. Dari dalam aku mengambil bikini pantai yang biasanya aku pakai. Aku kemudian membuka seluruh pakaianku dan memakai bikini tersebut. Setelah itu, aku menghampiri ibuku. Mula-mula aku membelai-belai rambutnya yang indah. Sejenak kemudian aku mengecup dahinya, pipinya lalu bibirnya. Kemudian aku menelantangkan tubuh ibuku. Aku membuka kaos dan celana pendek yang dipakainya.

Tubuh ibuku yang sexy hanya terbalut bra putih setengah cup dan celana dalam satin putih berenda sexy terpampang di depanku. Aku kemudian mencium buah dadanya dan menghirup keharuman tubuhnya. Setelah itu, aku menarik sedikit cupnya, mengeluarkan putingnya dan menghisap serta menjilat-jilatnya. Waktu itu tidak ada sedikitpun reaksi dari ibuku. Berulang-ulang aku menikmati buah dadanya dari yang sebelah kiri, ke kanan, ke kiri dan seterusnya sampai aku betul-betul puas. Remasan, gigitan, jilatan dan ciuman menghujani kedua buah dada ibuku itu.

Aku kemudian membuka celana dalam yang dipakainya. Setelah terlepas, aku mencium celana dalam itu, lalu melemparkannya ke samping tempat tidur. Aku membuka kedua belahan kakinya dan mulai menjilati liang kewanitaannya. Walaupun tertidur, rupanya tubuh ibuku memberikan reaksi terhadap apa yang aku lakukan. Cairan kewanitaannya mengalir dari liang itu dan segera saja dijilati olehku. Setelah beberapa saat menjilat-jilat kemaluan ibuku, aku tidak tahan lagi. Segera saja aku menarik kedua tali pengikat celana dalam bikiniku sampai lepas dan memperlihatkan kemaluanku yang sejak tadi terus menegang. Setelah itu, aku mengarahkan kemaluanku dalam liang sanggama ibuku dan menusukkannya.

Saat itu aku merasakan kalau liang sanggamanya masih sempit dan terasa sangat enak. Sejenak kemudian, aku menggerakkan pinggulku maju mundur menusuk-nusuk kemaluan ibuku. Kenikmatan yang luar biasa terus menjalari diriku. Beberapa kali aku hampir ejakulasi, namun berhasil kutahan. Kedua tanganku terus menerus meremas-remas kedua buah dada ibuku saat aku menusuk-nusuk kemaluannya. Agak lama kemudian pertahananku jebol. Dengan teriakan nikmat yang tertahan, aku melepaskan spermaku ke dalam rahim ibuku sejadi-jadinya. Untung saja hari itu bukan hari subur ibuku, sebab kalau tidak ibuku bisa hamil karena ulahku.

Setelah itu, aku mencabut batang kejantananku dan mengelap kemaluan ibuku dengan celana dalam bikininya yang dipakai olehku tadi di bagian yang selalu bersentuhan dengan kemaluannya. Aku memakaikan semua pakaian ibuku kembali seperti sedia kala. Saat itu ibuku tetap terlelap seolah-olah terbius dengan sempurna. Aku sendiri tidak memakai bajuku lagi, tetapi mengenakan kembali celana dalam bikini yang kulepas saat berhubungan sex dengan ibuku. Aku kembali ke kamarku dan tidur dengan mengenakan bikini itu sampai pagi.

Keesokan harinya, saat kami bangun untuk sarapan, ibuku berkata bahwa tadi malam dia sangat capek dan tertidur lelap. Dia juga mengatakan bahwa beberapa bagian tubuhnya terasa pegal tanpa tahu sebabnya. Dalam hati aku menerka-nerka kalau itu adalah akibat dari hubungan sex kami atau bukan, tetapi ibuku hanya berkata kalau dia hendak mengambil cuti untuk istirahat sehari lagi. Sepertinya ibuku memang betul-betul tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Sejak saat itu, aku hanya sekali melakukan hubungan sex lagi dengan ibuku. Aku ingin mengulanginya kembali, tetapi aku harus menunggu waktu yang tepat. Mungkin dengan cara yang berlainan. Sementara ini aku tetap menikmati tontonan telanjang ibuku dari kamar mandi dan kamar tidurnya serta memakai bikini pantai milik ibuku ini.


E N D
READ MORE - Ibuku Yang Tercinta

Komik Dewasa 1

Kamis, 29 September 2011





READ MORE - Komik Dewasa 1